Bagaimana Viscose dan Lyocell Menciptakan Denim yang Lebih Nyaman dan Berkelanjutan

| Reading Time: 5 mins

Transformasi Denim di Era Fashion Berkelanjutan

Coba lihat ke lemari pakaianmu dan cari setidaknya satu item yang pasti ada di dalam lemari. Ya, pasti kamu punya setidaknya satu item denim dalam bentuk celana, kemeja, overall, ataupun jaket. Denim pertama kali dipatenkan oleh Levi Strauss dan Jacob Davis pada tahun 1873, tetapi memiliki sejarah yang kompleks dan berliku-liku dari India (dungaree) di abad 14-15 sebagai celana lebar terbuat dari katun yang dipakai oleh pelaut, ke Prancis di kota tekstil, Nimes, hingga pakaian kerja bagi penambang emas di Amerika Serikat.

Pada dasarnya denim dibuat untuk menjadi tekstil yang kuat dan tahan lama. Secara tradisional, denim dibuat dari serat katun, ditenun dengan struktur tenun silang (twill) yang khas. Ciri khas dari denim ini adalah kain ini diwarnai mengggunakan pewarna indigo. Pewarnaan indigo inilah yang memberikan warna biru klasik yang legendaris, dan uniknya, hanya mewarnai benang lusi (benang vertkal) sementara benang pakan (horizontal) dibiarkan tidak berwarna. Proses pewarnaan yang berulang kali, diikuti dengan pencucian, adalah yang menciptakan karakter warna pudar (fading) yang khas seiring pemakaian.

Salah satu tantangan terbesar dalam produksi denim adalah penggunaan sumber daya. Produksi denim memerlukan volume air yang masif, baik untuk bahan bakunya, katun, hingga proses pewarnaan dan finishing. Para produsen tekstil hingga desainer pun secara terus menerus berupaya untuk mengoptimalkan efisiensi bahan baku, material, serta mengurangi penggunaan bahan kimia dalam proses pembuatan kain dan juga produk jadinya. Konsumen pun sekarang telah banyak teredukasi mengenai bahan ramah lingkungan dan menginginkan transparasi yang lebih dalam proses pembuatan pakaian yang mereka beli dan kenakan.

Mengenal Serat Viscose dan Lyocell

Jika denim tradisional berakar pada katun, maka masa depannya terletak pada inovasi serat berbasis selulosa. Serat-serat inilah yang dapat menjadi alternatif pengganti atau menjadi paduan (blend) untuk kain denim yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Di antara berbagai pilihan, viscose dan lyocell adalah pilihan utama yang ideal untuk denim.

Keduanya adalah serat selulosa yang berasal dari alam, biasanya bubur kayu (pulp) dari pohon di hutan yang dikelola secara berkelanjutan. Serat-serat tidak hanya menjadi alternatif, tetapi juga bisa meningkatkan kualitas dan performa denim.

Viscose

Viscose, atau sering dikenal sebagai rayon di Indonesia, adalah penemuan serat selulosa buatan manusia yang paling tua. Serat ini melalui proses kimia untuk mengubah selulosa kayu menjadi serat viscose yang kemudian dipintal menjadi benang yang dapat ditenun.  Serat viscose rayon memiliki karakteristik yang istimewa seperti:

  • Jatuhan kain yang indah: Serat viscose rayon memberikan kain jatuhan yang indah dan elegan. Untuk denim, kualitas ini memberikan kain yang lebih mudah untuk dibentuk serta tidak kaku dan jatuh lebih baik di badan.
  • Kenyamanan lebih baik: Serat ini memiliki kemampuan penyerapan kelembapan yang tinggi, menjadikan denim dengan viscose terasa lebih halus di kulit. Untuk dikenakan di iklim tropis, ini menjadi manfaat yang besar.

Lyocell

Lyocell adalah inovasi terbesar dan paling modern dalam teknologi serat selulosa. Keunggulannya terletak pada proses produksinya yang progresif, yang dikenal dengan closed-loop system.

Dalam proses produksi Lyocell, pulp kayu dilarutkan menggunakan pelarut organik yang hampir seluruhnya, lebih dari 99%, dapat didaur ulang dan dan digunakan kembali. Ini secara drastis dapat mengurangi penggunaan bahan baku dan material baru dan menjadikannya salah satu serat yang paling bertanggung jawab di industri saat ini. Keunggulan Lyocell di antara lain:

  • Ramah lingkungan: Proses produksi yang sangat efisien dalam penggunaan air dan hampir tanpa limbah berbahaya
  • Kekuatan dan durabilitas: Lyocell dikenal sebagai serat selulosa yang paling kuat. Serat ini memiliki kekuatan tarik yang superior, baik dalam keadaan kering maupun basah, menjadikannya sangat cocok untuk struktur denim yang dituntut untuk tahan lama
  • Kehalusan dan kenyamanan: Serat lyocell dikenal halus dan lembut, memberikan kenyamanan luar biasa untuk denim.

Tiga keunggulan utama yang ditawarkan oleh kombinasi serat ini:

  • Kenyamanan dan Fleksibilitas

Keunggulan terbesar adalah kualitas lembut yang ditawarkan oleh viscose dan Lyocell. Denim yang dicampur dengan serat-serat ini terasa halus sejak pertama kali disentuh. Permukaan serat Lyocell dan viscose yang halus juga mengurangi gesekan pada kulit, membuatnya ideal untuk celana jeans yang slim fit atau kemeja denim yang sering dipakai sepanjang hari.

  • Kualitas dan Daya Tahan yang Lebih Baik

Meskipun terkenal lembut, viscose dan lyocell juga memberikan manfaat yang signifikan pada durabilitas dan tampilan denim. Khususnya Lyocell, serat ini memberikan kekuatan tarik yang luar biasa, membantu denim mempertahankan bentuknya dan mencegah kerusakan baik dalam proses maupun aftercare setelah menjadi garmen. Selain itu, kedua serat ini menyerap kelembapan dengan baik, membuat pemakainya merasa lebih sejuk saat cuaca panas dan mengurangi risiko pertumbuhan bakteri.

  • Aspek Keberlanjutan yang Lebih Baik

Mengganti sebagian proporsi katun dengan serat berbasis kayu yang diproses seacara efisien secara signifikan dapat mengurangi konsumsi air yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu yard kain denim. Serat viscose dan lyocell juga bersumber dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab dan memiliki sertifikasi, sehingga dapat memberikan transparansi yang lebih baik kepada konsumen mengenai asal usul pakaian mereka.

Peluang Inovasi untuk Desainer dan Brand Fashion

Bagi para desainer dan merek fesyen, kehadiran viscose dan Lyocell dalam campuran denim dapat menjadi wadah baru yang penuh potensi. Serat-serat ini memungkinkan eksplorasi desain yang lebih luas, tidak hanya estetika tetapi juga fungsi.

  • Denim yang Lebih Fungsional

Dengan serat seperti Lyocell, denim dapat dirancang untuk kebutuhan gaya hidup modern. Sifatnya yang ringan, lembut, dan mampu mengatur kelembapan mampu menjadikan kemeja atau atasan denim yang kaku dan kasar, jadi lebih ringan dan lebih lembut saat menyentuh kulit, tanpa menghilangkan kesan denim yang khas.

  • Penyerapan Warna yang Lebih Baik

Lyocell dan viscose membuat kain menyerap warna dengan sangat baik, memungkinkan warna indigo (atau teknik mewarnai lain) tampak lebih hidup dan cemerlang, memberikan spektrum nuansa biru yang lebih luas.

  • Premium Hand Feel

Denim campuran viscose dan Lyocell menawarkan sensasi sentuhan yang jauh lebih baik, secara otomatis dapat memposisikan produk di segmen pasar premium.

Inovasi memberikan keunggulan kompetitif bagi merek fesyen dan desainer. Serat-serat ini dapat menarik konsumen yang mencari kenyamanan sekaligus memiliki nilai-nilai keberlanjutan melalui pilihan material yang bertanggung jawab. Untuk desainer dan merek fesyen, viscose dan Lyocell bukan hanya sekadar bahan baju, tetapi juga alat strategis untuk membangun citra merek yang modern dan peduli lingkungan.

JFH sebagai Penyedia Viscose dan Lyocell

Untuk mewujudkan denim dengan performa dan kenyamanan superior ini diperlukan pasokan material yang terjamin kualitasnya. JFH hadir sebagai mitra yang menyediakan kain denim raw yang telah mengintegrasikan serat APR Viscose dan Lyocell by Sateri. JFH memahami kebutuhan desainer akan kain denim viscose dan denim Lyocell yang berkualitas tinggi.

Jadi tunggu apa lagi? Hubungi Jakarta Fashion Hub sekarang untuk mendapatkan akses ke denim viscose dan Lyocell premium.

View more articles >