Lomba Perancang Mode 2023: Kompetisi Fashion Designer Muda Dimentori Juri Ternama

| Reading Time: 3 mins

Lomba Perancang Busana (LPM) merupakan ajang kompetisi untuk melahirkan bakat-bakat baru di industri fesyen Indonesia. Sebagai kompetisi fashion designer bergengsi, LPM selalu memberikan harapan bagi para desainer muda untuk menjadi pondasi bagi karir mereka.

Kontribusi LPM sangat besar terhadap industri fashion Indonesia. Sejak didirikan pada tahun 1979, LPM sudah terbukti menjadi wadah pelatihan perancang busana yang sukses dan berpengaruh besar bagi industri fashion di Indonesia.

Tahun 2023, LPM mengusung tema utama “AUTHENTICITY” sebagai upaya untuk mengeluarkan energi kreatif para fashion designer muda dengan memberikan mereka wadah untuk mengekspresikan keaslian dan DNA desain yang kuat. Dengan dukungan Instituto Marangoni, LPM 2023 menantang peserta untuk mengeksplorasi interpretasi orisinal terhadap gaya dan desain pakaian yang mencerminkan jati diri mereka dengan mengeksplorasi perspektif baru dan bereksperimen dengan bahan, teknik, dan siluet yang tidak konvensional.

Tahun lalu, Jakarta Fashion Hub (JFH) dan Asia Pacific Rayon (APR) merangkul peran penting dalam mendukung para fashion designer muda meraih mimpinya dalam kompetisi fashion ini. Pada penjurian kedua, Lomba Perancang Mode (LPM) diadakan di Jakarta Fashion Hub (JFH). Lokasi ini menjadi tempat berlangsungnya serangkaian penilaian dan evaluasi terhadap para perancang mode yang berpartisipasi dalam Lomba Perancang Mode.

Keputusan penjurian ini memiliki dampak signifikan terhadap perjalanan kompetisi dan menentukan perancang mode yang akan melangkah ke tahap berikutnya. Jakarta Fashion Hub menjadi tempat strategis untuk menyatukan bakat-bakat perancang mode dan menentukan mereka yang layak untuk maju dalam kompetisi fashion tersebut.

Sementara itu, APR juga memperkenalkan serat viscose yang mendukung fesyen berkelanjutan. Selain mengumumkan pemenang utama, LPM juga memberikan APR Award kepada desainer yang merancang busana berbahan rayon viscose dan mengutamakan konsep Authenticity.

“Rayon Viscose memberikan sentuhan lembut, jatuh dan adem pada koleksi yang saya tampilkan, dan itu sangat sesuai dengan ekspektasi saya saat mendesain karya saya,” kata Nurfathiyah (23), pemenang APR Award untuk brand Thiya, yang membuat gaun vintage putih, dari rayon viscose.

Sementara itu, Zoey Rasjid, Head of Marketing Communications APR, menjadi salah satu juri LPM 2023, bersama Sebastian Gunawan (desainer senior), Hian Tjen (desainer dan alumnus LPM 2007), Lisa Malonda (representatif Istituto Marangoni untuk Indonesia), dan Aldi Indrajaya (Fashion Editor Dewi).

Kolaborasi dengan APR tidak hanya membantu para fashion designer untuk mengenal bahan yang lebih sustainable, tapi juga mengembangkan skill baru. Seperti pengalaman para desainer muda yang awalnya tidak pernah terlintas rencana menggunakan bahan yang ‘jatuh’, ternyata ketika dibuat, hasilnya sangat memuaskan.

Dengan bantuan JFH dan APR, para perancang muda tidak hanya mengasah keahlian desain mereka tetapi juga mendapatkan wawasan tentang strategi bisnis dan networking yang krusial dalam industri ini.

View more articles >